Selasa, 25 Mei 2010

Cerpen Asik

Mas Raggae

Karya : Wildan Alief Pradhito

Di Sayyidan,di jalanan

Angkat Skali ladi gelasmu kawan

Di Sayyidan, Di jalanan.....

Tumpahkanlah air kedamaian

Narto pun bernyanyi dan tertawa terbahak – bahak sambil melihat temannya bersulang lalu meminum arak mereka.

“koe tuh gimana kok to, jadi anak raggae tapi ndak pernah mabok, ayolah minum sedikit”, ajak prapto temannya

“Emoh aku, negrusak moral minum kaya begitu, mending aku minum kopi aja. Udah halal dan bisa nahan kantuk”, Kata Narto.

“Gaya mu kaya orang bener aja, kalo emang mau bener kamu gak bakal nongkrong disini. Sono ke masjid. HAHAHAH”, sindir gareng sambil menghisap cimengnya.

“Aku tuh justru mau ngerubah fikiran orang mengenai komunitas ini. Toh gak harus semua anak Raggae harus teler sambil ngisep cimeng toh. Aku ni raggae berbudi pekerti”. Bela narto smbil tertawa terbahak – bahak.

“Dengkul mu melocot. Lambemu koyo lambe ustad, HAHAHAH”, ledek Prapto sambil tertawa terbahak – bahak.

Merekapun melewati malam bersama – sama sambil terus bernyanyi dan tertawa terbahak – bahak. Hingga tak sadar terdengar azan subuh berkumandang.

“Kie suara apa si? Berisik banget ya?”, Tanya parpto sambil mabu berat

“GUOBLOK!!!! Kie sing namanya suara azan”,Ledek Gareng sambil menyuntrungi kepala Prapto.

“Aku pulang dulu ya!!!!”,

“Mau kemana To, Masih jam 4. Nanti saja pulangnya kalo anak – anak sekolah sudah berangkat”, Kata parpto menahan Narto.

Namun Narto tetap akan plang dan menyalakan vespa dengan stang tanduknya lalu dengan cepatnya tancap gas meninggalkan jalan sayyidan.

Sesampainya di rumah Narto langsung disambut oleh omelan bapaknya.

“Kemana saja kamu Jam segini belum pulang?”, tanya bapaknya

“ Nongkrong di Sayyidan Pak”, Jawab narto

“Nongkrong sama anak – anak bergajulan itu?, berapa botol kamu habiskan?”

“Wong aku ora mabok kok pak”

“Palamu gak mabok, terus ngpain kamu nongkrong dari malem sampe subuh gini?”

Bapak malu tau. Kerjanya guru tapi gak bisa didik anak sendiri”

“Narto gak mabok kok pak, Narto tadi nongkrong Cuma kumpul terus nyanyi bareng sama teman – teman narto”

“Temen yang mana? Yang rambutnya gimbal juga kaya kamu?. Gaya udah kaya wong edan, kelakuane babal, malu aku punya anak kaya kamu. Udah sekarang kamu mandi terus cepat cukur rambut kamu. Setelah itu cepat cari kerjaan”, Kata ayah Narto dengan nada menyentak.

Sementara itu ibunya hanya bisa diam melihat suaminya memarahi anaknya. Narto pun bergegas masuk kamar dan segera tidur dengan lelapnya karena semalaman dia tidak tidur. Kecintaan narto pada musik Raggae mamang tidak bisa di tahan. Dia tidak mau melanjutkan kuliah kerana lebih senang bermain musik bersama teman – temannya di Sayyidan. Bahkan dia sudah menyambung rambutnya dan kemudian di gimbal seperti layaknya Bob Marley. Sedangkan reaksi ayahnya hanya bisa geleng – geleng kepala melihat kelakuan ayahnya.

“Mau bangun jam berapa kamu To?”, Suara ibunya yang membangunkan Narto

“Sekarang jam berepa Bu?”,Tanya balik Narto

“Jam 2 siang,ayo cepat sana bangun. Ibu sudah masak buat kamu”

“Baik Bu.....”Kata narto sambil bangun dengan malasnya...

Narto pun bangun dan langsung mandi. Sementara ibunya membereskan tempat tidur anak semata wayangnya itu. Selesai mandi. Narto langsung makan dengan lahapnya dan segera memanaskan vespa nya.

“Mau kemana To?” tanya ibunya

“Nongkrong di malioboro Bu......”, Jawab narto sambil bergegas pergi.

“jangan pulang terlalu malam ya To!!!!”

Narto pun menancap kebut vespa nya ke bilangan malioboro. Dia segera parkir vespanya di luar jalan malioboro dan segera pergi ke suatu warung makan namun bukan untuk makan melainkan menemui sahabatnya Parpto yang bekerja sebagai tukan parkir disana.

“Bapaku koyo asu Prap, masa aku disangka mabok.....”, curhat Narto dengan kesal.

“Ya begitulah kalo kamu nongkrong bareng kita. Rambut harus mau gimbal dan harus siap kena omel wsama orang tua,wkwkwkwk”,Parpto tertawa cekikikan.

“Sama aja kamu kaya bapakku”,jawab Narto sambil mengambil gitar dari tangan Prapto kemudin memainkannya dan bernyanyi bersama.

Alunan musik Raggae ala steven and coconut terus mereka nyanyikan hingga tidak sadar sebah mobil mewah mengelaksoni mereka. Prapto pun tersadar dan segera memarkirkan mobil tersebut. Setelah mobil itu di parkir keluarlah sesosok wanita cantik sambil membawa tas. Narto yang saat itu sedang bernyanyipun langsung bengong melihat kecantikan wanita itu.

“Kenapa To? Cakep ya?”

“Dia anak mana Prap?”

“Dia mahasiswa UGM tingkat pertama, bapaknya itu menteri. Udahlah kamu jangan mimpi, mendingan nanti malem kita nongkrong lagi di sayyidan”

“OK bos.....”, kata Narto

Namun karena kecantikan wanita itu, narto terus memandanginya tidak henti – henti. Sadar sedang ditatapi oleh pemuda yang keliatannya tidak berpendidikan, wanita itu pun merasa jijik dan segera menghampiri Narto lalu seketika mencaci maki dirinya.

“ngapain kamu liatin saya?, ngaca dulu kalo kamu meu kagum sama saya”, caci maki si cewe.

“Penampilan gak karuan, muka gak berpendindikan, gak pantes kamu ngeliatin saya”,lanjut gadis itu.

Narto yang sakit hati terlihat matanya berkaca – kaca menahan tangis. Bahkan seorang raggae seperti Narto pun sakit hatinya bila dihujam kata – kata pedas. Narto tidak banyak bicara, dia langsung berjalan kearah parkiran vespanya dan langsung menancap gas vespa tanduknya ke arah rumahnya. Sesampainya dirumah sekitar jam 5 sore, bapaknya langsung menyambutnya dengan muka yang marah. Seketika bapaknya langsung mengomelinya.

“Wong edan!!!! Dari mana saja amu seharian?, bukannya cari kerja. Bapak malu punya anak tidak berguna kaya kamu. Bapak malu ngakuin kamu jadi anak”, omel bapaknya dan langsung meninggalkan Narto.

Narto yang biasanya tidak mempan diomeli oleh bapaknya, kini mempunyai respon yang lain dia terlihat seperti orang yang menahan tangis dan hanya bisa terdiam. Narto segera masuk kekamarnya dan segera berbaring sambil menatap kelangit – lengit. Dia terus memikirkan omongan bapaknya dan wanita tadi. Dia sedih dan kesal selalu dianggap tidak berguna dan tidak berpendidikan. Padahal dia adalah juara terbaik kedua se SMA nya. Namun Narto terus berpikir buat apa gelar dan piagam kalau tidak dianggap dan diakui oleh orang disekitarnya.

Pagi hari tidak seperti biasanya Narto bangun pagi sekali lalu manghampiri bapaknya.

“Pak,Narto Pingin kuliah. Narto pengen berubah jadi orang yang berguna bagi orang – orang. Narto bosan dianggap tidak berpendidikan oleh orang – orang”.

Bapaknya yang mendengar perkataan Narto itu kaget dan meneteskan air mata bahagia mengetahui anaknya sudah mau berubah.

“Narto pengen masuk UGM Pak!!!. Narto tahun ini mau ikut tes masuknya. Boleh ya Pak?”, pinta Narto.

“Boleh Nak, Bapak akan selalu setuju kalau itu baik”

Hari – hari selanjutnya dihabiskan Narto dengan belajar sebagai persiapan masuk perguruan tinggi tersebut. Maklumlah Narto sudah 2 tahun lalu lulus SMA. Jadi dia perlu mengingat – ingat lagi pelajaran – pelajaran SMA nya. Dia jadi bisa membagi waktu antara berkumpul dengan komunitas Raggae nya, belajar dan menbantu orang tuanya. Dia sempat diledeki oleh teman – teman di komunitas Raggae nya. Bahkan prapto dan gareng mengolok – olok nya dengan sebutan sok intelek. Namun Narto tetap bersemangat. Dia bisa mengerti omongan teman – temannya karena mereka tidak mengerti arti penting pendidikan.

Hasilnya pun memuaskan, Narto mengikuti tes masuk UGM dan lulus dengan nilai terbaik. Dia masuk jurusan sosiologi. Dia termasuk mahasiswa yang pintar. Dia selalu menjadi asisten dosen. Sempat dia pernah mau memotong rambutnya dan keluar dari komunitas raggae namun dosennya sosiologinya melarang niat Narto tersebut.

“Tidak usah To, jadilah diri kamu sendiri. Kamu ini orang sosial nah komunitas mu itu bisa jadi bahan penelitian sosiologimu. Kamu harus mampu bergaul dengan siapa saja. Dosen – dosen disini orang paham jadi mereka gak akan nyuruh kamu motong rambut kamu karena mereka mengerti hal ini merupakan susatu keanekaragaman sosial”, Nasehat dosennya.

Narto pun tidak jadi memotong rambutnya dan tetap bergaul dengan komunitasnya. Bahkan Narto berhasi mengarahkan komunitas Raggae nya itu untuk membuat kegiatan yang positif seperti membuat lagu, mendirikan distro raggae, dan membuat bengkel. Hal itu terbuti berhasil. Temn – teman komunitas raggae nya mulai melakukan kegiatan positif dan mulai dianggap oleh masyarakat sekitarnya. Prapto pun berhasil dengan bengkel vespanya karena dia memang lulusan tehnik mesin di STM.

Narto pun lulus dengan hasil cum laude. Skirpsinya yang berujudul Pengeruh Komunitas Raggae Bagi Remaja menjadi skripsi terbaik. Setelah lulus narto pun bekerja sebagai penasehat sosial di kantor pemerintahan Joga. Dan dia pun menjadi sosiolog terkanal di indonesia karena idenya dan pandangan nya mengenai masyarakat – masyarakat raggae dan marjinal. Narto pun dikenal masyarakat dengan sebutan “Mas Raggae”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar